LooodsLoouuuds - Pour télécharger le mp3 de Jelaskan Proses Terjadinya Bumi Menurut Teori Semesta Quantum, il suffit de suivre Jelaskan Proses Terjadinya Bumi Menurut Teori Semesta Quantum mp3 If youre considering downloading MP3 files for free, there are several things you need to think about. Firstly, you should always check that the application youre downloading is freeand its compatible for the platform youre using.
- Terdapat banyak teori tentang proses pembentukan bumi. Proses pembentukan bumi menurut teori Big Bang adalah bagian dari pembentukan alam semesta karena terjadi ledakan dahsyat. Selain Big Bang, masih terdapat teori-teori lainnya, yaitu Planetesimal, Pasang Surut, Awan Debu hingga sebagai tempat hidup manusia berada di tata surya yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan delapan planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi delapan delapan planet tersebut ialah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Semula Pluto juga dikategorikan sebagai planet yang mengelilingi matahari kita. Namun, Pluto tidak lagi dikategorikan sebagai planet sejak 2006Dalam studi Geografi, bumi dideskripsikan sebagai salah satu dari banyaknya planet yang ada dalam tata surya, tepatnya berada di Galaksi Bima tata surya kita berada di tepi galaksi Bima Sakti dengan usia diperkirakan sudah mencapai 4,6 miliar tahun. Adapun Bima Sakti yang memiliki miliaran bintang serupa matahari, hanya salah satu dari sejumlah galaksi yang sudah dikenali, selain Magelan, Andromeda dan Modul 3 Geografi Planet Bumi Sebagai Ruang Kehidupan 20171-2, Ema Wahyuni dan kawan-kawan menerangkan, bumi menyerupai bola besar yang hampir dua pertiganya terdiri dari air dan sisanya daratan. Komposisi keduanya memungkinkan kehidupan bisa berlangsung di bumi. Selain itu, ada juga unsur seperti atmosfer bumi, jarak tepat dengan matahari, dan berbagai sumber daya yang menambah kemungkinan makhluk bisa bertahan hidup. Menurut Kustopo dalam buku Modul 3 Geografi Bumi Tempat Kita Hidup 20184, pembentukan bumi ternyata tidak terlepas dari proses munculnya tata surya atau jagat raya. Dengan kata lain, bumi tidak bisa dilepas dari susunan tata surya beserta aspek-aspek di sekitarnya, seperti planet lain, galaksi lain, dan matahari. Teori-teori Proses Pembentukan Bumi Beberapa ahli menjabarkan tentang proses pembentukan bumi pertama kali dengan pendapat atau teorinya masing-masing. Lantas, apa saja teori tersebut dan pengertiannya? 1. Teori Big Bang Ledakan BesarPada 1956, Fred Hoyle menerangkan bahwa seluruh benda yang kini ada di tata surya terbentuk dari peristiwa tabrakan dua bintang kembar yang akhirnya meledak. Teori ini juga sering disebut “teori bintang kembar”. Ledakan tersebut menyebabkan seluruh unsur bintang pecah menjadi debu-debu angkasa. Satu unsur terkuat saat itu adalah matahari dengan gaya gravitasinya. Debu yang berserakan mulai bersatu menjadi planet dan asteroid. Salah satu planet yang terbentuk adalah bumi. 2. Teori PlanetisimalPendapat ini dikemukakan oleh Forest Ray Moulton dan Thomas Crowder Chamberlin. Mereka menyatakan tata surya ada karena benda padat berukuran kecil planetisial yang secara konsisten mengelilingi inti bersuhu tinggu. Planet kecil tersebut akhirnya ada yang menyatu dan menjadi planet-planet yang ukurannya lebih besar, salah satunya bumi. Sedangkan, inti dengan suhu tinggi tadi menjadi matahari. 3. Teori Pasang SurutHipotesa ini diungkapkan dua orang astronom, yakni James Hoowod dan Harold Jeffreys. Matahari disebutkan sebagai satu-satunya unsur yang ada dalam tata surya. Seluruh planet yang kini ada, salah satunya bumi, tercipta karena adanya serpihan matahari yang lepas. Gravitasi bintang lain dan matahari juga bintang saling tarik menarik hingga menghempaskan serpihan. Bentuk awalnya menyerupai susunan cerutu panjang yang secara konsisten mengelilingi matahari hingga akhirnya mendingin dan menjadi planet. 4. Teori Awan DebuAlam semesta dahulu terdiri dari kumpulan awan besar yang unsurnya terbentuk dari debu dan gas. Carl Friedrich von Weizsacker dan Gerard Peter Kuiper sebagai pelopor teori ini mengungkapkan, ada ketidakteraturan gaya tarik menarik di awan tersebut. Gaya tersebut lama-kelamaan kosisten bergerak cepat dan teratur hingga membentuk matahari sebagai inti piringan. Di bagian luar inti, terdapat beberapa planet yang juga terbentuk dari proses pergerakan awan besar. 5. Teori Nebula Filsuf Jerman, Imanuel Kant, mengungkapkan proses pembentukan tata surya diawali dari nebula gas bersuhu tinggi dan berputar secara lambat. Pergerakan tersebut menyebabkan munculnya inti energy yang disebut sebagai inti massa di tempat berbeda. Inti paling besar terdapat di tengah tata surya menjadi matahari dan inti-inti kecil di sekitarnya mulai membentuk jadi planet. Bumi adalah salah satu yang tercipta dari inti kecil tersebut dengan komposisi sesuai. Sedangkan, matahari bersuhu paling tinggi dibanding inti Teori KondensasiTeori ini dikemukakan astronom Belanda, Kuiper pada tahun 1950. Teori ini menyampaikan bahwa tata surya terbentuk karena adanya bola kabut raksasa yang berputar hingga menjadi cakram raksasa. - Sosial Budaya Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Dipna Videlia PutsanraPenyelaras Ibnu Azis Teorikuantum memiliki arti bahwa alam semesta bersifat kekal. William Lane Craig berpendapat bahwa alam semesta sudah ada sejak dahulu kala dengan sendirinya dan akan selalu ada. Tidak ada material pembentuk alam semesta di dalamnya. Teori Kabut atau Teori Nebula Teori Terbentuknya Alam Semesta – Sudah banyak ilmuwan yang memperdebatkan tentang kehadiran alam semesta. Kehadiran alam semesta yang dimaksud seperti dari mana alam semesta itu ada, kapan alam semesta ada, bagaimana alam semesta tercipta, dan lain-lain. Para ilmuwan berdebat dengan cara menyampaikan gagasannya. Salah satu gagasan yang diungkapkan pada abad ke-20 adalah gagasan ledakan dahsyat. Gagasan ledakan dahsyat mengungkapkan bahwa alam semesta memiliki ukuran yang tidak terbatas dan alam semesta ada karena terjadinya ledakan dahsyat. Namun, bagi para ilmuwan yang berlatar belakang materialis tidak setuju dengan adanya Sang Pencipta dan masih yakin bahwa alam semesta itu terdiri dari sekumpulan zat yang konstan, stabil, dan tidak berubah. Para ilmuwan yang berlatar belakang materialistis ini beranggapan bahwa zat adalah suatu makhluk yang benar-benar ada dan menolak segala keberadaan makhluk-makhluk lain, kecuali zat. Berdasarkan pada gagasan yang menyatakan bahwa alam semesta mempunyai suatu awal atau bukan dari sesuatu yang tidak ada. Dengan kata lain, yakin bahwa alam semesta itu ada karena diciptakan dan melalui proses penciptaan. Karena keyakinan itu maka secara tidak langsung percaya akan adanya Sang Pencipta. Secara sederhana konsep “ada dari ketiadaan” merupakan sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh manusia atau secara sederhana dapat diartikan seperti manusia tidak dapat memahami sesuatu hal karena belum berkesempatan untuk memahaminya. Hadirnya alam semesta dari ketiadaan merupakan salah satu bukti terbesar diciptakannya alam semesta. Dengan hal ini, akan membantu manusia mengerti dan memahami makna dari kehidupan. Meluasnya Alam SemestaTeori-teori Pembentukan Alam1. Teori Dentuman Besar Big Bang Theory2. Teori Keadaan Tetap Steady State Theory3. Teori Mengembang dan Memampat The Oscillating Theory4. Teori Alam Semesta Kuantum5. Teori BerayunMengenal Galaksi1. Galaksi Bima Sakti2. Galaksi Ursa Mayor3. Galaksi Andromeda4. Galaksi Black EyeBentuk Galaksi1. Galaksi Dengan Bentuk Elips2. Galaksi Dengan Bentuk Spiral3. Galaksi Dengan Bentuk Tidak BeraturanKesimpulanKategori Ilmu Berkaitan GeografiMateri Geografi Meluasnya Alam Semesta Edwin Hubble adalah seorang astronom berkebangsaan Amerika. Ia telah menemukan penemuan bersejarah di bidang astronomi. Penemuan itu diungkapkan pada tahun 1929. Penemuan yang dilakukan Hubble terjadi ketika ia sedang melihat ujung spektrum dari cahaya bintang-bintang berubah menjadi merah dengan teleskop raksasa. Karena perubahan warna pada ujung bintang-bintang maka ia yakin bahwa bintang-bintang itu menjauh dari bumi. Jauh sebelum penemuan bintang-bintang menjauh dari bumi, Hubble sudah menemukan penemuan lain yaitu galaksi dan bintang saling menjauh bukan hanya dari bumi saja. Dari penemuan galaksi dan bintang yang saling menjauh dan bintang-bintang bergerak menjauh dari bumi dapat disimpulkan bahwa secara tetap alam semesta bertambah luas. Perumpamaan yang sesuai agar penemuan ini lebih mudah untuk dipahami adalah alam semesta diibaratkan seperti permukaan balon yang meledak. Kemudian, setiap bagian yang ada di permukaan balon saling berpisah yang diakibatkan karena terjadinya penggelembungan. Perumpamaan ini berlaku untuk alam semesta yang semakin luas sehingga semua objek di ruang angkasa saling terpisah. Bertambah atau berkembangnya luas alam semesta membuktikan bahwa dalam hal waktu, alam semesta dapat bergerak mundur. Karena terbuktinya alam semesta bisa bergerak mundur maka dapat diartikan juga bahwa alam semesta berasal dari “titik tunggal”. Dari perhitungan yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa “titik tunggal” merupakan semua zat atau materi yang ada di alam semesta dan memiliki volume nol dan kerapatan yang tidak terbatas. Ledakan dahsyat terjadi karena adanya ledakan yang berasal dari ledakan “titik tunggal” dengan volume nol. Hasil dari ledakan inilah yang menyebabkan alam semesta terbentuk. Satuan teoretis yang dipakai untuk tujuan pemaparan adalah volume nol. Dalam ilmu pengetahuan ada yang namanya konsep ketiadaan. Konsep ketiadaan merupakan konsep yang hanya menyatakan suatu titik yang bervolume nol. Karena adanya konsep ini maka dapat dikatakan bahwa alam semesta lahir dari konsep ketiadaan. Secara singkat alam semesta itu diciptakan. Meluasnya alam semesta menjadi bukti bahwa alam semesta itu diciptakan dari konsep ketiadaan. Namun, baru pada abad ke-20 alam ada teori ilmu pengetahuan yang menyatakan bahwa alam semesta itu berkembang atau bertambah luas. Di ruang angkasa terdapat berbagai benda-benda seperti matahari, planet di tata surya, asteroid, dan masih banyak lagi yang dijelaskan pada Ensiklopedia Mini Alam Semesta. Teori-teori Pembentukan Alam Setelah berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli yang bertujuan untuk mengetahui pembentukan alam semesta maka penelitian itu menghasilkan sebuah teori. Para ahli ini juga sudah menyampaikan pendapatnya dengan teori-teori pembentukan alam semesta. Ada berbagai macam teori pembentukan alam semesta. Berikut beberapa teori pembentukan alam semesta. 1. Teori Dentuman Besar Big Bang Theory Ahli yang pertama kali mencetuskan atau menemukan teori ini adalah Alexandra Friedman pada tahun 1922. Ia merupakan ahli fisika yang berasal dari Rusia. Isi dari teori yang diungkapkan adalah struktur alam semesta selalu berubah dinamis. Berdasarkan teori dentuman besar Teori Big Bang, alam semesta terdiri dari massa yang sangat besar dan massa jenis yang sangat besar juga. Kemudian, adanya reaksi inti mengakibatkan massa tersebut meledak dan mengembang sangat cepat hingga menjauhi pusat ledakan. Ledakan dahsyat itu terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Teori ini dapat Grameds pelajari pada buku Big Bang Theory, The Teori Terbentuknya Alam Sutra Dalam perkembangannya, teori ini dikembangkan oleh astronom dari Amerika Serikat yaitu Edwin Hubble. Menurut Hubble, pada awalnya bintang-bintang itu berkumpul di satu titik massa yang dikenal dengan volume nol. Namun, pada suatu waktu volume nol itu meledak dan mengembang. Setelah terjadi ledakan dahsyat di volume nol maka semua galaksi dan bintang-bintang mengalami pergeseran cahaya bintang-bintang yang mendekati spektrum merah. Dengan kata lain, pergeseran yang terjadi akibat ledakan dahsyat mengakibatkan bintang-bintang menjauhi bumi dan perlahan-lahan saling menjauh satu sama lain. Namun, teori mendapatkan menerima penolakan dari salah satu ahli yaitu Sir Fred Hoyle. Penolakan terhadap teori ini terjadi pada pertengahan abad ke-20 saat Hoyle mencetuskan teori keadaan tetap. Hoyle melalui teori keadaan tetap menyatakan bahwa ukuran alam semesta tidak terbatas dan alam semesta tidak memiliki batas waktu atau akan ada sepanjang masa. Karena perbedaan gagasan inilah yang menyebabkan teori ledakan atau dentuman dahsyat mendapatkan penolakan dari Sir Fred Hoyle. 2. Teori Keadaan Tetap Steady State Theory Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Hermann Bondi adalah tiga orang ahli autofisika yang menemukan teori keadaan tetap. Ketiga orang itu berasal dari Inggris dan ditemukan pada tahun 1948. Berdasarkan teori keadaan tetap, alam semesta tidak mempunyai awal dan alam semesta tidak akan berakhir atau akan ada sepanjang masa. Jika teori dentuman besar menyatakan bahwa alam semesta itu bergerak atau selalu berubah dinamis. Lain halnya dengan teori keadaan tetap menyatakan bahwa alam semesta itu bersifat tetap atau tidak berubah statis. Ketika alam semesta mengembang maka akan ada materi-materi baru yang muncul. Materi-materi akan muncul dalam jumlah yang sesuai agar alam semesta dalam keadaan stabil. Setelah materi-materi baru itu muncul maka galaksi-galaksi baru akan terbentuk dan alam semesta seperti tidak ada perubahan. Teori keadaan tetap sangat terkenal pada awal abad ke-20. Namun, teori ini mendapatkan penolakan dari beberapa ahli kosmolog hingga para ilmuwan lainnya. Penolakan ini terjadi karena adanya sebuah kebenaran yang berhubungan dengan teori ledakan atau dentuman dahsyat teori Big Bang dan alam semesta memiliki batasan usia. Bukan hanya kedua hal itu yang menyebabkan teori ini mendapatkan penolakan, satu hal ini juga menyebabkan teori ini mendapatkan penolakan yaitu adanya radiasi gelombang mikro kosmis yang sudah diperkirakan oleh model yang bermula dari teori Big Bang. 3. Teori Mengembang dan Memampat The Oscillating Theory Teori mengembang dan mengambang dirancang oleh Fred Hoyle. Ia berasal dari Inggris dan merupakan orang yang ahli dalam bidang astrofisika. Dalam teori ini, kita harus memahami bahwa galaksi-galaksi baru akan selalu muncul dan terbentuk untuk menggantikan galaksi-galaksi yang sudah tidak ada. Isi dari teori mengembang dan memampat adalah dada suatu siklus yang terjadi di alam semesta. Setiap satu siklus akan mengalami massa ekspansi mengembang dan satu massa kontraksi memampat. Setiap satu siklus membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 30 miliar tahun. Dalam teori ini, ekspansi tersebut terjadi karena adanya reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan membangun unsur-unsur lain yang lebih kompleks. Cara kerja teori mengembang dan memampat adalah ketika proses ekspansi berjalan maka galaksi-galaksi dan bintang-bintang akan terbentuk. Setelah mengalami ekspansi, kemudian galaksi-galaksi dan bintang-bintang itu akan memampat yang dibarengi keluarnya cahaya panas yang sangat tinggi. 4. Teori Alam Semesta Kuantum Pada tahun 1966 teori alam semesta kuantum diciptakan oleh William Lane Craig. Dalam teori ini, alam semesta dinyatakan sudah ada dari awal dan akan terus ada sepanjang masa. Teori ini juga menyatakan bahwa alam semesta tidak memiliki ruang hampa. Dengan kata lain, di dalam alam semesta hanya ada partikel-partikel subatomik. 5. Teori Berayun Kelanjutan dari teori dentuman atau ledakan besar adalah teori berayun. Para ahli mengemukakan bahwa gerak galaksi dan bintang yang saling menjauh. Setelah menjauh, galaksi dan bintang itu akan menunjukkan gerakan yang semakin melambat dan berhenti hingga mengkerut akibat gaya gravitasi. Setelah melambat hingga mengkerut yang akan terjadi selanjutnya adalah materi-materi itu akan memadat dan meledak. Semua proses yang terjadi tidak menyebabkan materi-materi rusak atau tercipta, tetapi materi-materi itu hanya berubah tatanan. Menurut teori ini, proses perlambatan yang terjadi memunculkan sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa alam semesta ini tidak bertepi dan tidak ada batasannya. Mengenal Galaksi Kumpulan bintang yang membangun suatu sistem atau tatanan bintang disebut dengan galaksi. Bintang, meteor, planet, dan benda langit lainnya yang tersusn secara berkelompok merupakan bagian dari galaksi. Galaksi tersusun oleh beberapa benda langit, dan benda langit yang paling banyak menyusun galaksi adalah bintang. Dalam ruang angkasa galaksi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu. Galaksi Bima Sakti, Galaksi Ursa Mayor, Galaksi Andromeda, dan Galaksi Black Eye. 1. Galaksi Bima Sakti Dalam bahasa Inggris Galaksi Bima Sakti disebut dengan Milky Way. Istilah ini diambil dari bahasa Yunani “galaxias” dan bahasa Latin “via lactea” yang artinya adalah susu. Rumah bagi tata surya adalah galaksi Bima Sakti karena di dalam galaksi Bima Sakti terdapat matahari dan planet bumi. Bentuk dari galaksi ini ialah spiral dengan diameter sekitar tahun cahaya. Tetangga terdekat dari galaksi ini memiliki jarak tahun cahaya yang berada di belahan langit selatan dan nama galaksi itu yaitu galaksi Magellan. 2. Galaksi Ursa Mayor Jarak galaksi Ursa Mayor dengan galaksi Bima Sakti sekitar tahun cahaya. Galaksi ini berbentuk elips elips dan memiliki ruang yang besar. Posisi atau letak dari galaksi ini berada di langit belahan utara dan galaksi ini sangat bermanfaat bagi nelayan karena bisa memberikan patokan pada kapal saat berlayar di malam hari. Bintang Dubhe merupakan bintang yang paling terang di galaksi Ursa Mayor. 3. Galaksi Andromeda Galaksi Andromeda mempunyai nama lain yaitu Messier 31, M31, atau NGC 224. Saat malam hari cerah, galaksi ini bisa dilihat dengan mata telanjang atau tanpa alat bantu untuk melihatnya. Jika dilihat maka galaksi akan tampak seperti kabut tipis di langit utara. Bentuk dari galaksi ini adalah spiral. Galaksi ini memiliki isi sekitar 1 triliun bintang yang bergerak mendekati galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 300 km/detik. 4. Galaksi Black Eye Sebutan atau nama lain dari galaksi Black Eye yaitu putri tidur. Bagi beberapa astronot, galaksi ini bisa dilihat menggunakan teleskop dengan ukuran kecil. Ada saluran spektakuler berwarna gelap di dalam galaksi Black Eye. Saluran itu dapat menghisap debu dari depan inti galaksi. Pelajari informasi menarik mengenai galaksi dan bintang beserta faktanya melalui buku 100 Fakta-Bintang & Galaksi yang dilengkapi pula dengan gambaran yang dimilikinya. Bentuk Galaksi Ada dua kategori besar dalam teori pembentukan galaksi yaitu “top down” dan “bottom up”. Teori “top down” adalah teori pembentukan galaksi yang berasal dari benda langit yang memiliki unsur protogalaxy partikel benda langit, kemudian benda langit itu berkelompok dan membentuk galaksi. Sedangkan teori “bottom up” adalah pembentukan galaksi yang terjadi karena sejumlah bintang saling berdekatan dan menggabungkan diri menjadi satu. Pada umumnya, bentuk galaksi yang ada di ruang angkasa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu elips, spiral, dan tidak beraturan. 1. Galaksi Dengan Bentuk Elips Bentuk dari galaksi elips seperti bundar sampai bola pepat. Sedangkan struktur galaksi jenis elips jika dilihat bentuknya tidak begitu jelas. Hal yang terkandung di dalam galaksi jenis elips adalah materi antar bintang dan anggotanya terdiri dari bintang –bintang tua. Contoh galaksi jenis elips yaitu galaksi M87 galaksi raksasa di rasi Virgo dan galaksi Messiers 5. 2. Galaksi Dengan Bentuk Spiral Galaksi dengan bentuk spiral adalah jenis galaksi yang paling sering didengar oleh banyak orang. Keindahan yang ada pada galaksi jenis ini sangatlah luar biasa. Galaksi tipe spiral mempunyai beberapa bagian yaitu halo bagian lengan galaksi dan bulge bagian pusat galaksi yang menonjol. Anggota yang dimiliki dari galaksi spiral hanyalah bintang-bintang muda dan tua. Contoh dari galaksi bentuk spiral yaitu 3. Galaksi Dengan Bentuk Tidak Beraturan Galaksi dengan bentuk tidak beraturan memiliki banyak materi antarbintang yang terdiri dari gas dan debu. Anggota dari galaksi dengan bentuk tidak beraturan sama seperti galaksi spiral yang anggotanya berupa bintang-bintang tua dan muda. Contoh galaksi tidak beraturan yaitu Awan Magellan Besar Dan Awan Magellan Kecil. Buku Terkait 1. Ensiklopedia Saintis Junior Sains 2. Al Quran Dan Sains Kesimpulan Ada banyak teori yang menjelaskan tentang pembentukan alam semesta. Namun teori pembentukan alam semesta yang sering muncul ada lima yaitu teori dentuman besar Big Bang Theory, teori keadaan tetap Steady State Theory, teori mengembang dan memampat The Oscillating Theory, teori alam semesta kuantum, dan teori berayun. Di ruang angkasa ada empat jenis galaksi yaitu galaksi Bima Sakti, galaksi Ursa Mayor, galaksi Andromeda, dan galaksi Black Eye. Sedangkan bentuk galaksi dibagi menjadi tiga yaitu bentuk spiral, bentuk elips, dan bentuk tidak beraturan. Baca juga artikel seputar “Teori Terbentuknya Alam Semesta” Pemanasan Global Hujan Meteor Urutan Planet Tata Surya Teori Pembentukan Bumi Sistem Tata Surya Prinsip Ilmu Geografi Pengertian Geografi Buku Terkait Buku Geografi Kelas 10 Buku Geografi Kelas 11 Buku Geografi Kelas 12 ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Lemaitrejuga dianggap orang pertama yang mencetuskan teori bahwa alam semesta terus mengembang. Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta berasal dari sesuatu yang super padat dan panas yang kemudian meledak dan mengembang sekitar 13,75 miliar tahun yang lalu hingga menjadi alam semesta seperti sekarang ini. Bagaimana planet – planet terbentuk masih menjadi subjek perdebatan hingga sekarang, karena masih banyak ilmuwan yang tidak yakin mengenai bagaimana planet terbentuk. Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya mencakup perkembangan planet bumi dari awal pembentukannya hingga sekarang. Hampir semua cabang ilmu pengetahuan alam telah berkontribusi untuk memahami peristiwa utama di masa lalu bumi yang ditandai oleh perubahan geologis dan evolusi biologis. Bumi telah terbentuk sejak miliaran tahun lalu, tetapi permukaannya telah banyak mengalami proses perkembangan dan juga perubahan yang berlangsung sepanjang masa, yang sifatnya bisa cepat ataupun adalah gaya dari dalam bumi itu sendiri endogen dan juga gaya dari luar bumi eksogen. Bumi adalah bagian kecil dari sistem galaksi jagat raya ini yaitu galaksi Bimasakti, yang menjadi bagian dari tata surya yang berpusat pada matahari. Galaksi dalam ilmu astronomi berarti sistem yang terdiri dari bintang – bintang, gas dan debu yang sangat luas, dimana anggota galaksi mempunyai gaya tarik menarik atau gravitasi. Masih banyak galaksi lain yang berada di sistem tata surya kita dan Bimasakti bukanlah satu – satunya. Diperkirakan ada sekitar satu miliar galaksi yang ada di seluruh jagat raya. Sejarah terbentuknya bumi juga tidak bisa dilepaskan dari teori – teori pembentukan jagat raya ini. Berikut ini adalah beberapa teori dalam Sejarah Pembentukan Bumi dan Teori Kabut Kant – LaplacePara ahli sejak zaman sebelum Masehi telah banyak meneliti gejala – gejala alam dan menganalisisnya. Sejarah terbentuknya bumi telah menjadi objek kajian para ilmuwan sejak abad ke 18. Teori kabut atau Nebula dikemukakan oleh Immanuel Kant pada 1755 dan Piere de Laplace pada 1796. Teori ini mengemukakan bahwa jagat raya berisi gas yang berkumpul menjadi kabut nebula.Gaya tarik menarik yang terjadi antar gas membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan kemudian berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran tersebut ada materi kabut yang terlepas dan terpisah, lalu memadat karena pendinginan. Bagian inilah yang kemudian membentuk planet – planet dalam tata surya. Dari teori ini dapat diketahui bahwa orbit planet – planet selalu melingkar, semua planet berevolusi hampir pada bidang yang sama kecuali Pluto, dan semua planet tersusun dari unsur yang sama. Ketahui juga mengenai penemuan manusia purba australia dan manusia purba Australopithecus Teori PlanetesimalSatu abad sesudah munculnya teori kabut, dikemukakan teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Mereka berasal dari Universitas Chicago dalam penelitiannya yang berjudul The Origin of The Earth pada tahun 1916. Teori ini mengungkapkan bahwa awalnya sudah ada matahari, yang suatu ketika didekati oleh sebuah bintang besar sehingga terjadi penarikan pada bagian dari tenaga penarikan tersebut, terjadi ledakan – ledakan hebat. Gas dari ledakan ini keluar dari atmosfer matahari dan mengembun menjadi beku sebagai benda padat yang disebut planetesimal. Dalam perkembangannya planetesimal kemudian berubah menjadi planet – planet dan salah satunya adalah sejarah terbentuknya bumi. Hal – hal yang mendukung teori ini adalah bahwa komposisi matahari dan planet – planet tersebut adalah sama, semua planet kecuali Pluto berevolusi hampir pada bidang yang sama di sekeliling matahari, dan semua planet juga tersusun dari unsur – unsur yang Teori Pasang Surut GasTeori Hipotesis Tidal James Jeffreys ini dinyatakan oleh Sir James Jeans dan Sir Herald Jeffreys, dua sarjana Inggris pada 1918 yaitu bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak yang pendek, menyebabkan terjadinya pasang surut di tubuh matahari pada saat matahari masih berada dalam bentuk gas. Pasang surut air laut di bumi berukuran sangat kecil karena pengaruh kecilnya massa bulan dan jarak bulan ke bumi yang sangat jauh sebesar 60 kali radius orbit bumi. Sedangkan jika sebuah bintang yang memiliki massa hampir sama besar dengan matahari mendekatinya, akan terbentuk semacam gunung – gunung gelombang raksasa di tubuh matahari karena gaya tarik dari bintang raksasa gelombang tersebut akan mencapai tingkat luar biasa dan kemudian membentuk semacam lidah pijar yang luar biasa besar, menjulur dan merentang ka arah bintang besar tersebut. Dalam lidah api ini akan terjadi perapatan gas dan pada akhirnya pecah, dan berpisah menjadi benda – benda tersendiri yang menjadi planet. Ketika bintang besar tersebut menjauh, maka pengaruhnya terhadap planet – planet tadi akan menghilang. Planet – planet yang terbentuk akan mengalami proses pendinginan dan berputar mengelilingi matahari. Pada planet besar seperti Jupiter dan Saturnus, proses pendinginan ini akan berjalan lambat sedangkan pada planet kecil seperti bumi akan berlangsung relatif lebih pendinginan berlangsung, planet – planet akan mengelilingi matahari pada orbit yang berbentuk elips sehingga ada kemungkinan besar akan mendekati matahari dalam jarak pendek suatu saat. Akibat tertarik matahari, akan terjadi pasang surut pada tubuh planet – planet yang baru lahir, sehingga kolom – kolom materi pada planet tertarik dan lahirlah bulan atau satelit – satelit yang kemudian juga berputar mengelilingi Teori Bintang KembarPenggagas teori ini adalah seorang ahli astronomi bernama Lyttleton yang menyatakan bahwa galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Ini adalah teori modifikasi dari teori dentuman atau benturan besar. Salah satu dari bintang ini meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak masih memiliki gaya gravitasi yang kuat maka sebaran pecahannya mengelilingi bintang yang tidak meledak tersebut. Matahari adalah bintang yang tidak meledak tersebut, sedangkan pecahannya adalah planet – planet yang mengelilingi. Ketahui juga mengenai ciri zaman arkaekum, sejarah hari lingkungan hidup sedunia, dan pembagian zaman Teori Dentuman Besar Big Bang TheoryDasar teori ini adalah asumsi akan adanya massa yang sangat besar dan memiliki masa jenis sangat besar. Adanya reaksi inti yang berlangsung menyebabkan massa tersebut meledak dengan hebat, lalu mengembang dengan sangat cepat dan menjauhi pusat ledakan. Karena adanya gravitasi, maka bintang yang paling kuat daya gravitasinya akan menjadi pusatnya. Dari berbagai teori para ahli, kebanyakan ilmuwan mendukung teori ini. Mereka menganggap ledakan ini sebagai awal terbentuknya alam Teori Pertambahan IntiSekitar 4,6 juta tahun lalu, sistem tata surya adalah berupa kabut dan gas yang dikenal sebagai nebula yang mulai berputar dan membentuk matahari di pusat nebula tersebut. Dengan kemunculan matahari, sisa material mulai bergabung bersama, diikat oleh gravitasi menjadi partikel yang lebih besar. Angin matahari menyapu bersih elemen yang lebih kecil seperti hidrogen dan helium dan meninggalkan hanya material berbatu, berat untuk membentuk materi seperti bumi. Sementara elemen yang lebih ringan membentuk asteroid, komet, planet dan bulan. Inti bumi terbentuk lebih dulu dan kemungkinan juga pembentukan medan magnet planet bumi pada saat ini. Gravitasi menangkap sebagian gas yang terbuat dari atmosfer planet Teori Disk InstabilityWalaupun teori pertambahan inti bekerja dengan baik untuk planet kecil, namun tidak bekerja dengan tepat untuk planet besar. Menurut simulasi, prosesnya bisa berlangsung selama miliaran tahun, lebih lama daripada gas ringan yang tersedia pada sistem solar kita. Menurut teori baru dalam sejarah terbentuknya bumi ini, kumpulan debu dan gas dibentuk bersama pada awal tata surya. Seiring waktu mereka perlahan membentuk planet raksasa yang dapat membentuk lebih cepat daripada planet lainnya dalam waktu sekitar ribuan tahun, cepat mencapai kestabilan orbit yang mencegah mereka bertabrakan dengan matahari. Ketahui juga mengenai peradaban tertua di dunia dan ciri zaman neozoikum. Salahsatu teori yang menjelaskan proses terjadinya jagat raya adalah teori "Big Bang". Menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu kos mis, as-teroid Bumi merupakan planet tempat tinggal kita sebagai manusia serta berbagai makhluk hidup lainnya. Dalam Tata Surya, Bumi adalah planet ketiga dari Matahari setelah Merkurius dan Venus. Hingga saat ini, belum ditemukan planet lain yang memiliki tanda-tanda makhluk hidup di dalamnya selain Bumi. Tapi, pernahkah kalian berpikir tentang teori pembentukan Bumi? Seperti alam semesta, tentunya Tata Surya dan Bumi memiliki awal mula pembentukannya. Karena hal tersebut tidak dapat diamati atau diuji lewat eksperimen, para ilmuwan mengemukakan teori mengenai pembentukan Bumi. Saat ini, terdapat sebanyak 5 teori pembentukan Bumi yang umum dikenal. Apa saja? Teori Pasang Surut Gas Teori pasang surut gas pertama kali dikenalkan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys tahun 1918. Menurut mereka, sebuah bintang besar mendekati Matahari dalam jarak dekat dan menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh Matahari yang saat itu masih berupa gas. Saat bintang tersebut mendekat, akan terbentuk gelombang raksasa pada tubuh Matahari yang disebabkan oleh gaya tarik bintang. Gelombang tersebut mencapai ketinggian yang luar biasa dan menjauh dari inti Matahari menuju bintang tersebut. Gelombang yang membentuk lidah pijar akan mengalami perapatan gas hingga terpecah menjadi planet-planet. Teori Ledakan Besar Teori ledakan besar atau big bang mungkin menjadi salah satu yang paling terkenal. Teori ini menyebutkan bahwa Bumi terbentuk selama puluhan miliar tahun. Mulanya, terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari kabut terlempar ke luar dan berkumpul membentuk cakram raksasa. Di satu waktu, gumpalan kabut raksasa itu meledak membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama kurang-lebih 4,6 miliar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk Galaksi Bima Sakti yang di dalamnya terdapat Tata Surya. Bagian ringan yang terlempar keluar di awal mengalami kondensasi hingga membentuk gumpalan yang mendingin dan memadat menjadi planet-planet, termasuk Bumi. Teori Kabut Nebula Teori pembentukan Bumi yang selanjutnya dinamakan dengan teori kabut nebula. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant di tahun 1755 yang kemudian disempurnakan oleh Piere de Laplace di tahun 1796. Karena itu, teori ini juga sering dikenal sebagai teori kabut Kant-Laplace. Baca juga Siap-Siap, Asteroid Bakal Sambangi Bumi Bulan Puasa Ini Teori ini menyebutkan bahwa di alam semesta terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut nebula. Gaya tarik-menarik antargas membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Proses perputaran ini mengakibatkan materi kabit di bagian khatulistiwa terlempar dan berpisah, kemudian memadat karena pendinginan. Teori Planetesimal Di awal abad ke-20, seorang ahli astronomi Amerika Forest Ray Moulton beserta ahli geologi Thomas C. Chamberlain mengemukakan teori planetesimal. Teori ini menyebutkan bahwa Matahari tersusun dari gas yang bermassa besar. Pada satu titik, bintang lain yang berukuran hampir sama melintas dekat dengan Matahari sehingga hampir menjadi tabrakan. Akibatnya, gas dan materi ringan di bagian tepi Matahari dan bintang tersebut menjadi tertarik. Materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang dinamakan dengan planetesimal. Planetesimal tersebut mendingin dan memadat hingga akhirnya menjadi planet-planet yang mengelilingi Matahari. Teori Bintang Kembar Teori pembentukan Bumi yang terakhir dikenal dengan sebutan teori bintang kembar. Teori ini dicetuskan oleh ahli astronomi Raymond Arthur Lyttleton. Menurutnya, galaksi merupakan kombinasi dari bintang kembar. Salah satu bintang tersebut meledak dan menyebabkan banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak memiliki gaya gravitasi yang kuat, sebaran pecahan ledakan bintang lainnya mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak kemudian dikenal dengan Matahari, sementara pecahan-pecahannya adalah planet yang mengelilinginya. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsBumiGeografiKelas 10teori bintang kembarteori kabut nebulateori ledakan besarteori pasang surut gasteori pembentukan bumiteori planetesimal You May Also Like teoriini ditunjang oleh kenyataan, bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lain bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk, tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati, jadi, teori ini beranggapan atau menjelaskan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya ( tanpa awal dan tanpa akhir
- Para astronom meneliti berbagai teori tentang penciptaan alam semesta. Meski ada beberapa pemikiran, namun salah satu teori yang terkenal adalah Teori Big Bang atau ledakan Space, teori Big Bang adalah penjelasan utama tentang bagaimana alam semesta dimulai. Baca juga NASA Bangun Teleskop Super Mahal untuk Selidiki Misteri Big Bang Apa itu teori Big Bang? Teori Big Bang mengatakan bahwa alam semesta ini dimulai dari satu titik tunggal yang sangat panas dan padat kemudian mengembang hingga membentang jauh. Alam semesta setelah meledak itu mengembang dengan kecepatan yang tak terbayangkan, tapi kemudian kecepatannya mengecil menjadi lebih terukur. Pengembangan itu telah berlangsung selama 13,8 miliar tahun. Bahkan sekarang juga masih mengembang. Melansir NASA, 17 Maret 2021, ide big bang ini muncul pada 1927 dari seorang astronom bernama Georges mengatakan bahwa dahulu kala, alam semesta dimulai hanya sebagai satu titik. Dia mengatakan alam semesta membentang dan meluas hingga menjadi sebesar sekarang, dan itu bisa terus meregang. Hanya dua tahun kemudian, seorang astronom bernama Edwin Hubble memperhatikan bahwa galaksi lain sedang menjauh dari galaksi tempat manusia tinggal, meski tidak semua. Galaksi terjauh bergerak lebih cepat daripada yang dekat dengan galaksi ini. Hal itu membuktikan apa yang dipikirkan Lemaitre. Jika hal-hal bergerak terpisah, itu berarti bahwa dulu, semuanya telah berdekatan. Ketika alam semesta dimulai, panasnya sekitar 5,5 miliar derajat celcius. Saat itu alam semesta hanya terdiri atas partikel kecil bercampur dengan cahaya dan energi. Tidak seperti yang dilihat sekarang. Baca juga 4 Teori Terbentuknya Alam Semesta
Jelaskanproses terjadinya bumi menurut teori semesta quantum - 8760753. Afifa271 Afifa271 06.12.2016 Geografi Sekolah Menengah Atas terjawab Jelaskan proses terjadinya bumi menurut teori semesta quantum 1 Lihat jawaban Iklan
Jakarta - Sejatinya, jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang, Al Qur'an sudah menjelaskan soal proses penciptaan langit dan bumi. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN Prof Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa di dalam Al Qur'an, proses penciptaan langit dan bumi dijelaskan melalui teori Big Bang. Ada sejumlah ayat di dalam Al Qur'an yang menjelaskan proses penciptaan langit dan bumi. Antara lain, surat Al-Anbiya' ayat 30, surat Az-Zariyat ayat 47, surat An-Nazi'at ayat 31, dan surat Fussilat ayat 10."Proses penciptaan alam semesta dalam Al-Qur'an dijelaskan melalui teori Big Bang. Al-Qur'an surat Al-Anbiya' ayat 30 mengatakan langit dan bumi awalnya bersatu sekitar 12-20 miliar tahun lalu. Ledakan pada hakikatnya adalah pengembangan ruang yang dalam surat Az-Zariyat ayat 47 disebutkan Allah SWT kuasa meluaskan langit," kata Prof Thomas Djamaluddin ketika dihubungi Tim Hikmah detikcom. Al-Qur'an dan perkembangan sains sebetulnya memang selalu berjalan seiring bukan berlawanan. Berikut empat poin penjelasan lebih lanjut tentang penciptaan langit dan Terkait teori Big BangSetelah ledakan, terjadi proses evolusi bintang hingga terbentuk matahari beserta tata planet termasuk bumi. Peristiwa ledakan yang terjadi pada masa itu disebut t=0 yang menjadi awal perhitungan waktu dan menghasilkan hidrogen. Dalam proses evolusi bintang, hidrogen mengalami reaksi nuklir menghasilkan helium dan membentuk unsur lain dalam Prof Thomas, berbagai ayat penciptaan langit dan bumi dijelaskan teori Big Bang menurut perkembangan ilmu saat ini. Karena itu, kelak bisa saja muncul teori baru yang juga bisa menjelaskan ayat Diciptakan dalam enam hari atau enam tahap?Teori Big Bang menyebutkan 6 tahap penciptaan langit dan bumi yang juga disebutkan dalam Al-Qur'an. Kitab ini menjelaskannya dalam ayat yang mengandung kata fi sittati ayyam atau dalam enam hari. Ukuran lamanya masa yang disebut sebagai hari atau ayyam tidak dirinci dalam Al-Qur'an."Belum ada penafsiran pasti tentang enam masa. Namun berdasarkan kronologi evolusi alam yang dipandu Al-Qur'an surat Fussilat ayat 9-12 dan An-Nazi'at ayat 27-32, saya menafsirkan enam masa adalah tahapan proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia. Lamanya tiap masa tidak merupakan fokus perhatian," kata Prof Bagaimana awal dari enam masa penciptaan langit dan bumi?Masa awal adalah ledakan dilanjutkan pembentukan bintang-bintang yang dalam bahasa Al-Qur'an disebut penyempurnaan langit. Debu dan gas antar bintang yang dalam surat Fussilat ayat 11 disebut dukhan menjadi makin padat. Bila panas yang dihasilkan inti telah cukup memantik reaksi fusi nuklir, maka bintang akan bersinar. Suatu saat bintang akan meledak dan unsurnya menjadi penyusun benda langit selanjutnya. Menurut Prof Thomas, dua masa itu adalah penciptaan langit yang kadang disebut sebelum atau setelah bumi karena prosesnya terus berlanjut. Dalam bahasa Al-Qura'an tentang teori Big Bang, pengembangan alam, dan pembentukan bintang disebutkan sebagai "Dia meninggikan bangunannya langit lalu menyempurnakannya" pada surat An-Nazi'at ayat Bagaimana tahap akhir penciptaan langit dan bumi?Tahap kelima adalah munculnya air dan tumbuhan dalam Al-Qur'an surat An-Nazi'at ayat 31. Sementara tahap keenam adalah proses geologi yang mulai stabil dengan munculnya gunung, binatang, dan manusia dalam surat yang sama ayat tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar dua miliar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi oksigen bebas. Menurut Prof Thomas tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan kelak hewan pada itulah yang agaknya dimaksud dalam Al-Qur'an surat Fussilat ayat 10. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] row/erd

Prosesterjadinya bumi menurut teori semesta quantum bahwa alam semesta adalah sudah ada selamanya dan akan selalu ada untuk selamanya pula. Pembahasan Teori semesta quantum diciptakan oleh William Lane Craig pada tahun 1996. Pada teori quantum, ruang hampa pada hakikatnya tidak ada, yg ada adalah partikel-partikel subatomik.

- Bumi merupakan satu di antara planet yang ada di susunan tata surya. Berdasarkan pada buku Geografi Paket C "Bumi Tempat Kita Hidup", para ahli astronomi dan geologi menyatakan bahwa bumi telah terbentuk sekitar juta tahun yang lalu. Terbentuknya bumi didasari atas penelaahan paleontologi dan stratigrafi. Saat awal terbentuk, bumi masih berupa bola pijar yang panas dengan suhu permukaan mencapai derajat celcius. Sebab, perputaran serta adanya gas yang menyelubungi bumi, suhu panas tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Secara berangsur-angsur, bagian permukaan bumi mulai mendingin. Proses pendinginan akhirnya membuat bagian luar bumi membeku dan membentuk lapisan kerak bumi atau litosfer. Namun bagian dalam bumi hingga saat ini masih dalam keadaan panas serta berpijar. Selain membentuk kerak bumi, pendinginan massa bumi juga mengakibatkan penguapan yang sangat besar di angkas. Proses ini terjadi dalam waktu jutaan tahun hingga terjadi akumulasi uap serta gas dengan jumlah besar. Pada saat itulah mulai terbentuk atmosfer bumi. Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun akhirnya dijatuhkan sebagai hujan untuk pertama kalinya di bumi dengan intensitas yang tinggi dan waktu yang lama. Air hujan tersebut akhirnya mengisi cekungan di muka bumi dan membentuk perairan laut dan samudra. Saat awal turun hujan yang lebat serta menutup seluruh permukaan bumi, bagian luar planet menjadi relatif dingin. Namun setelah penyerapan serta penguapan, suhu bumi meningkat hingga mencapai suhu bumi saat ini. Meningkatnya suhu bumi disebabkan oleh akresi, kompresi serta disintegrasi. Proses pembentukan lapisan bumi setelah terjadi pendinginan terbagi menjadi tiga, antara lain Tahap saat bumi merupakan planet homogeni atau belum terjadi diferensiasi dan zonafikasi Proses diferensiasi atau pemilahan, saat material yang berat tenggelam menuju pusat bumi, sedangkan material yang lebih ringan bergerak ke permukaan Proses zonafikasi, yaitu tahap ketika bumi terbagi menjadi beberapa zona atau lapisan. Pada video edukasi di channel YouTube Televisi Edukasi milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dijelaskan bahwa bentuk permukaan bumi yang tidak rata dipengaruhi oleh tenaga endogen atau tenaga yang berasal dari dalam bumi, seperti vulkanisme, tektonisme serta gempa bumi. Bentuk bumi yang tidak rata ini akhirnya menyebabkan adanya daerah yang tinggi dan rendah. Hingga akhirnya menyebabkan terakumulasinya air ke daerah yang rendah dan menyebabkan tempat yang tinggi menjadi daratan serta daerah yang rendah menjadi samudra. Lapisan luar bumi terus bergerak yang menyebabkan daratan serta samudra juga ikut bergerak, yang akhirnya membentuk suatu relief terdapat lima teori yang menjelaskan bagaimana benua dapat terbentuk, antara lain Teori Konstraksi Teori yang dikemukakan oleh James Dwight Dana dan Ellie De Baumant, seorang ahli geografi dari Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa bumi mulai mengalami pendinginan karena adanya konduksi panas. Hal ini menyebabkan adanya proses pengerutan pada permukaan bumi. Bagian yang menonjol menjadi daratan serta yang berbentuk lekukan terisi oleh air dan menjadi lautan. Teori Laurasio-Gondwana Dikemukakan oleh Eduard Suess, ia menyatakan bahwa awal mula terbentuknya benua karena terdapat dua benua di kutub. Benua tersebut adalah benua Laurasia yang berada di kutub utara serta benua Gondwana yang berada di kutub selatan. Dua benua tersebut terpecah dan tertarik ke ekuator. Hingga akhirnya Gondwana terpecah menjadi Amerika Serikat, Afrika serta Autralia. Sedangkan Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Teori Pergeseran Benua Teori ini dipelopori oleh Alfred Lothar Wegener, ia menyatakan bahwa benua pada mulanya hanya ada satu, yaitu Pangea. Pengaruh dari rotasi bumi akhirnya menyebabkan Pangea terpecah-pecah menjadi beberapa benua yang sekarang ada, yaitu Asia, Eropa, Amerika, Afrika serta Autralia. Teori Pemekaran Samudra Teori yang dikemukanan oleh Harry Hammond Hess ini didasari dari hasil pemotretan satelit di dasar laut serta ekspedisi selam samudra. Melalui teori ini, Hess menyimpulkan bahwa dasar samudra mengalami pemekaran yang berpusat pada igir-igir samudra. Terdapat tiga bukti yang mendukung teorinya, antara lain Di samudra Atlantik, Hindia serta Pasifik selatan, terdapat igir tengah samudra yang memanjang dan bersambung-sambung yang terbuat dari tumpukan lava Di sepanjang tepi benua terdapat palung laut yang memanjang sejajar jalur pegunungan di atas benua Jarak antara Eropa dan Amerika semakin bertambah. Teori Lempeng Tektonik Dikenal juga sebagai teori pergeseran lempeng, teori ini dikemukakan oleh Jason Morgan. Morgan menyampaikan bahwa pusat gempa yang aktif berdampingan sejajar dengan jalur pegunungan. Teori ini merupakan penggabungan teori pergeseran benua dan pemekaran samudra serta hipotesis konveksi pada mantel juga Karena Bumi Bulat, Maka Peta Dunia Sulit Sempurna Rotasi Bumi Bagaimana Terjadinya Siang-Malam Serta Perbedaan Waktu - Pendidikan Kontributor Endah MurniasehPenulis Endah MurniasehEditor Nur Hidayah Perwitasari 2 Teori Keadaan Tetap. Teori ini dikemukakan tahun 1948 oleh 3 orang ahli, yaitu Hermann Bondi, Thomas Gold, dan Fred Hoyle. Menurut teorinya bahwa alam semesta berada dalam keadaan serba tetap. Walaupun galaksi-galaksi bergerak saling menjauhi, kepadatan alam semesta tidak berubah karena secara terus-menerus terjadi pembentukan jasad baru. Teori Pembentukan Bumi – Hai, Grameds, Apakah kalian mengenal planet bumi?. Yaps, bumi merupakan planet nomor tiga dalam susunan tata surya. Bumi juga merupakan panet satu-satunya yang dapat dihuni oleh makhluk hidup, yaitu manusia. Wah, menakjubkan ya Grameds, panet yang bernama bumi ini. Nah, agar semakin mengenal planet bumi, maka kita akan membahas proses pembentukan bumi menurut ahli dengan bermacam-macam teori pembentukan bumi itu sendiri. Kemudian perlu juga nih disimak bagian-bagian yang lebih kecil dan rinci dari peristiwa besar tersebut, yaitu susunan interior bumi, pembentukan muka bumi, serta gejala-gejala alam yang terjadi di dalamnya. Berikut penjelasan lengkapnya ya, Grameds. Pengertian Pembentukan BumiTeori Pembentukan BumiContoh Teori Pembentukan Bumi1. Teori Laplace2. Teori Planetisimal3. Teori Tidal4. Teori Georges-Louis Leclerc5. Teori Kuiper6. Teori Weizsacker7. Teori Whipple Fred L8. Teori Pasang Surut Gas9. Teori Ledakan Besar10. Teori Kabut Nebula11. Teori Bintang KembarSusunan Interior Bumi1. Kerak bumi2. Mantel3. IntiProses Pembentukan Muka Bumi1. Proses Endogen2. Proses EksogenJenis-jenis Gejala Geografis dalam KehidupanKesimpulan Bumi merupakan planet yang memiliki tanda-tanda kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Namun, seperti halnya manusia, adanya bumi juga karena proses pembentukan. Inilah yang mendasari bumi dapat menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Proses pembentukan bumi merupakan suatu peristiwa besar yang terjadi selama ribuan tahun. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri, sehingga munculah banyak perdebatan terkait teori pembentukan bumi. Sebab awal mula pembentukan bumi tidak dapat diamati secara langsung maupun diuji oleh para ahli. Teori Pembentukan Bumi Penjelasan tentang asal muasal terbentuknya bumi beserta serangkaian gejala di dalamnya disebut sebagai teori pembentukan bumi. Menurut Littlejohn, teori merupakan suatu konsep yang menjelaskan hubungan antar fenomena secara sistematis. Dengan demikian, maka teori pembentukan bumi merupakan pandangan sistematis yang berisi hubungan fenomena-fenomena terkait proses terjadinya bumi. Melalui berbagai penelitian yang dilakukan, para ilmuwan mencoba untuk menjawab hipotesis dari pertanyaan-pertanyaan terkait pembentukan bumi. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya berbagai macam teori. Teori pembentukan bumi tersebut kemudian menjadi rujukan para ahli geografis untuk mendalami sifat-sifat yang terkandung dalam bumi itu sendiri. Nah, selanjutnya kita bahas contoh-contoh teori pembentukan bumi ya, Grameds. Contoh Teori Pembentukan Bumi Teori pembentukan bumi mencoba menjelaskan bagaimana awal mula bumi ada ya, Grameds. Nah, beberapa ilmuwan banyak menyatakan pendapatnya berdasarkan sebuah kajian, penelitian, pengamatan serta gejala-gejala yang timbul. Berikut beberapa ulasan terkait teori-teori pembentukan bumi 1. Teori Laplace Teori pembentukan bumi Laplace dicetuskan oleh seorang pakar matematika dan astronomi berkebangsaan Perancis, yaitu Pierre Simon Marquis de Laplace. Teori ini muncul pada tahun 1796 di Perancis. Menurut Laplace, bumi terbentuk dari gumpalan gas panas yang berputar-putar pada sebuah pusat peredaran. Setelah itu terbentuklah sebuah cincin-cincin gas di sekelilingnya yang kemudian terlempar atau bergerak menjauh. Hingga akhirnya cincin-cincin yang bergerak menjauh tersebuh mengalami pendinginan membentuk bola raksasa. Kemudian bola raksasa inilah yang disebut sebagai bumi. 2. Teori Planetisimal Seorang ahli yang berasal dari Amerika, Forest Ray bersama Chamberlain yaitu seorang ahli geologi menjelaskan proses pembentukan bumi. Menurut keduanya, matahari terbentuk terlebih dulu sebagai pusat peredaran dengan massa gas yang cukup besar. Kemudian melintaslah sebuah bintang dengan kecepatan maksimum di sekitar area matahari. Hal ini menyebabkan adanya tarikan antara partikel-partikel gas matahari dengan bintang tersebut. Sebagian massa gas bertahan mengelilingi matahari akibat gaya gravitasi, sedangkan bagian lainnya terlempar menjauh ke luar lintasan bintang. Massa gas yang mengelilingi mathari akhirnya mengalami pendinginan, hingga terbentuklah sebuah planetisimal atau cincin. Dari planetisimal inilah terjadi gaya tarik menarik yang cukup besar pada massa gas. Akibat daya tarik tersebut planetisimal menjadi padat. Hingga akhirnya membentuk sebuah planet, salah satunya planet kita sekarang, yaitu bumi. 3. Teori Tidal Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama James Jeans dan Harold Jeffreys. Teori tidal tercetus pada tahun 1918 silam. Menurut teori tidal, pembentukan bumi terjadi akibat massa gas matahari mengalami tarik menarik akibat bergesekan dengan bintang yang cukup kuat. Dari hasil tarik menarik ini, sebagian massa bergerak ke arah luar membentuk cerutu. Bagian yang berbentuk cerutu inilah akhirnya mengalami pendinginan. Proses pendinginan mengakibatkan bentuk gas menjadi gumpalan-gumpalan bola. Kemudian gumpalan-gumpalan bola inilah yang disebut sebagai planet, salah satunya bumi. 4. Teori Georges-Louis Leclerc Seorang ilmuwan yang bernama Louis Lecrerc, Perancis Georges, dan Comte de Buffon, menjelaskan proses pembentukan bumi berasal dari tumbukan komet dengan matahari. Hal ini menyebabkan sebagian massa matahri terpental jauh hingga terbentuklah suatu planet. Pendapatnya ini disampaikan pada tahun 1778, kemudian banyak diterima oleh kalangan ilmuwan lainnya. 5. Teori Kuiper Gerald P. Kuiper dalam sebuah teori pembentukan bumi menyatakan bahwa pada awalnya terdapat nebula yang sangat besar dengan bentuk mirip piringan cakram. Adapun pusat piringan cakram tersebut disebut sebagai protomatahari. Sedangkan bagian yang mengelilingi protomathari disebut sebagai protoplanet. Pusat piringan menjadi sangat panas dan berpijar. Namun, protoplanet mengalami gejala pendinginan hingga akhirnya menggumpal membentuk planet. Inilah asal mula planet bumi terbentuk. 6. Teori Weizsacker Carl Friedrich von Weizsacker merupakan seorang ahli ilmu astronomi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1940, dirinya ikut mencetuskan sebuah teori yang menyatakan bahwa awal mulanya tata surya terdiri dari matahari. Kemudian matahari tersebut dikelilingi oleh sebuah kabut gas. Kandungan dalam kabut gas merupakan unsur-unsur ringan, seperti hidrogen dan helium. Hal ini menjadi sebab menguapnya kabut gas tersebut karena panas matahari. Sedangkan unsur yang berat mengalami penggumpalan dan disebut sebagai planet. 7. Teori Whipple Fred L Seorang ahli astronomi berkebangsaan Amerika, Whipple Fred Lmenjelaskan pembentukan bumi yang berasal dari kabut serta gas aneh. Kabut dan gas ini mengandung nitrogen dan kosmis, berotasi dalam sebuah piringan besar. Kabut dan gas yang berotasi menyebabkan penggumpalan massa hingga menjadi padat. Sedangkan gas yang ringan menguap di angkasa. Gumpalan padat tersebut akhirnya disebut sebagai planet. 8. Teori Pasang Surut Gas Teori ini sangatlah terkenal di kalangan para ahli pada tahun 1918. Pencetus dari teori ini adalah James Jeans dan Harold Jeffreys. Kedunya sepkat bahwa pembentukan bumi berawal dari bintang besar yang mendekati matahari, hingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada matahari berupa gas. Setelah terjadi pasang surut, matahari akan mengeluarkan gelombang raksasa yang disebabkan gaya tarik bintang. Gelombang yang membentuk lidah pejar tersebut akhirnya mengalami perapatan gas, hingga terpecah menjadi planet-planet, salah satunya bumi. 9. Teori Ledakan Besar Setelah bermunculan banyak teori, Big Bang atau teori ledakan besar menjadi paling populer di kalangan akademisi. Teori Big Bang menyatakan bahwa bumi telah terbentuk selama puluhan miliar tahun. Awalnya terdapat gumpalan kabut yang berputar pada suatu poros. Putaran pada poros tersebut membuat bagian yang ringan terlempar ke luar angkasa dan membentuk sebuah piring cakram raksasa. Hingga pada suatu waktu cakram raksasa yang terdiri dari kabut dan gas meledak. Ledakan besar tersebut akhirnya membentuk galaksi serta nebula-nebula. Tercatat selama 4,6 miliar tahun, nebula-nebula membeku dan menjadi galaksi, salah satunya Galaksi Bima Sakti. Kemudian bagian dari galaksi tersebut mengalami kondensasi membentuk gumpalan kecil yang dinamai planet, termasuk bumi di dalamnya. 10. Teori Kabut Nebula Teori pembentukan bumi menurut Immanuel Kant disebut juga dengan teori kabut nebula. Teori ini muncul sekitar tahun1755, kemudian disempurnakan oleh Piere de Laplace pada tahun 1796. Teori kabut nebula menjelaskan bahwa terdapat kumpulan gas bebas di luar angkasa yang disebut kabut nebula. Kemudian terjadi tarik menarik antar gas yang membentuk kabut semakin besar dan bergerak perputaran ini menyebabkan materi kabut terlempar dan terpisah. Hingga akhirnya materi yang terlempar mengalami pendinginan dan penggumpalan menjadi sebuah planet. 11. Teori Bintang Kembar Teori pembentukan bumi ini dicetuskan oleh seorang ahli astronomi yang bernama Raymond Arthur Lyttleton. Menurut Arthur, bintang kembar merupakan bagian terkecil dari sebuah galaksi. Salah satu bintang dalam galaksi meledak sehingga banyak material yang dikandungnya terlempar. Sedangkan bintang yang lain tidak mengalami ledakan karena adanya gaya gravitasi. Oleh sebab itu, sebaran material akibat ledakan bintang satunya mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak dikenal sebagai matahari, lainnya dalam bentuk pecahan akibat ledakan dikenal sebagai planet, salah satunya bumi. Susunan Interior Bumi Oh ya, Grameds, setelah kita mengetahui teori-teori pembentukan bumi, selanjutnya kita akan mempelajari susunan interior bumi itu sendiri. Nah, susunan interior bumi ini memudahkan kita untuk mengetahui bentuk bumi secara mendalam. Grameds, bumi tempat kita tinggal ini berbentuk bola tak sempurna. Jari-jari bumi diukur dari permukaan menuju pusat sekitar km. Namun, akibat rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal membuat jari-jari bumi bertambah besar di daerah ekuator. Sebaliknya, jari-jari bumi dengan nilai terkecil terdapat pada daerah kutub. Selanjutnya, untuk mempelajari susunan interior bumi maka manusia menggunakan ilmu geofisika. Geofisika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisik bumi. Metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan gelombang seismik pasif yaitu, gelombang S dan gelombang P. Dari hasil pengukuran tersebut, secara umum dapat dibagi menjadi tiga bagian susunan interior bumi, yaitu 1. Kerak bumi Kerak bumi merupakan bagian terluar dari bumi. Memiliki sifat kaku dan tidak elastis. Kerak bumi sendiri terdiri atas dua bagian, yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak benua memiliki ketebalan 20-70 km dengan kisaran suhu 200-5000C. Komposisi penyusun kerak benua adalah silika Si, aluminium Al, natrium Na, dan kalium K, selain itu kerak benua juga bersifat asam. Selanjutnya bagian kedua disebut sebagai kerak samudera, dengan ketebalan 8-15 km. Adapun suhu kerak samudera kisaran 400-7000C. Kerak samudera bersifat basa. Oleh sebab itu, kandungan bahan penyusunnya mayoritas adalah silika Si, magnesium Mg, kalsium Ca, dan besi Fe. Densitas rata-rata kedua bagian tersebut adalah 2,7 g/cc dan 3,3 g/cc. 2. Mantel Mantel merupakan bagian kedua setelah kerak bumi. Mantel bumi terdiri atas dua bagian, yaitu mantel luar astenosfer dan manatel dalam mesosfer. Pertama, mantel luar astenosfer bersifat plastis, serta dapat bergerak layaknya fluida. Astenosfer membentang dari kedalaman 200 km hingga 660 km di bawah permukaan bumi. Sedangkan suhu dari astenosfer adalah serta memiliki densitas rata-rata 3,3 g/cc. Sebagian dari lapisan astenosfer bergabung dengan kerak membentuk lempeng bumi. Bagian inilah yang disebut dengan litosfer. Selanjutnya bagian kedua yaitu, mantel dalam mesosfer. Mesosfer memiliki sifat kaku dan basa. Kedalaman mesosfer berkisar km dengan rentang suhu serta memiliki densitas sekitar 5,7 g/cc. Kedua bagian mantel ini memiliki perbedaan sifat sehingga memunculkan bidang diskontinuitas rapetti. 3. Inti Inti merupakan bagian terdalam dari bumi. Sama halnya dengan kerak dan mantel bumi, inti juga dibagi dalam dua bagian, yaitu inti luar dan dalam. Inti luar bersifat cair, sedangkan inti dalam bersifat padat. Perbedaan sifat itulah yang membentuk gelombang elektromagnetik dan kutub bumi. Inti luar bumi berada pada kedalaman km dengan densitas 10-12 g/cc. Adapun suhu inti luar berkisar Adapun komposisi utama dari inti luar terdiri dari besi Fe, nikel Ni, dan sulfur S. Sedangkan komposisi inti dalam adalah besi Fe, nikel Ni, dan uranium U. Berbeda dengan inti luar, suhu inti dalam sangatlah tinggi, berkisar akibat dari reaksi nuklir. Suhu tersebut sangatlah tinggi, sama halnya dengan suhu permukaan bumi. Namun, lapisan inti dalam bersifat padat. Hal ini dikarenakan adanya energi gravitasi dengan memiliki densitas yang sangat tinggi pula yaitu, >12 g/cc. Proses Pembentukan Muka Bumi Grameds, pastinya tahu bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan penyusun. Seperti halnya yang telah dijelaskan di atas, bahwa bagian terluar yaitu kerak bumi merupakan tempat tinggal kita sekarang. Nah, lalu bagaimana sih sebenarnya proses pembentukan muka bumi yang kita tinggali? simak di bawah ini ya, Grameds. Proses pembentukan muka bumi disebut juga dengan proses geologis. Proses ini terdiri dari dua macam, yaitu proses dari dalam endogen dan proses dari luar eksogen. Kedua proses inilah yang membetukan muka bumi tidak rata, berikut penjelasan dari kedua proses tersebut 1. Proses Endogen Proses pembentukan muka bumi dari dalam disebut juga dengan proses endogen. Proses ini disebabkan adanya energi panas dari mantel dan kerak bumi. Energi panas yang timbul berasal dari disintegrasi unsur radioaktif mantel bumi. Hal tersebut berakibat pada munculnya fenomena-fenomena alam seperti, gempa bumi, berkembangnya benua, munculnya palung samudera dan pegunungan, aktivitas vulkanik, pembentukan bantuan dan lainnya. 2. Proses Eksogen Selain proses dari dalam atau proses endogen, pembentukan muka bumi juga dipengaruhi oleh proses eksogen. Proses dari luar atau eksogen ini merupakan tenaga pembentuk muka bumi yang bersifat merombak, memperbaiki, dan membangun. Adapun proses pembentukan terjadi di lapisan listosfer. Pada lapisan litosfer akan terjadi penggerusan atau perombakan oleh tenaga eksogen, seperti pelapukan, pengikisan, dan sedimentasi. Awal mulanya sebuah gumpalan tanah akan dihancurkan dengan pelapukan. Kemudian dikikis dan diangkut oleh air, gletser atau lainnya. Setelah itu akan terjadi pengendapan atau sedimentasi, sehingga menjadi hamparan batuan dari kasar hingga halus. Jenis-jenis Gejala Geografis dalam Kehidupan Setelah kita mengenal bumi dari awal mula pembentukannya, susunan interior serta pembentukan muka bumi, selanjutnya kita perlu tahu terkait gejala-gejala alam yang terjadi ya, Grameds. Berikut penjelasannya yaitu a gejala geografis yang terjadi di atmosfer seperti, angin, petir, awan, dan hujan; b gejala geografis yang terjadi di lapisan litosfer seperti, gempa bumi, gunung berapi, patahan, dan lipatan; c gejala geografis yang terjadi pada pedosfer yaitu, pembentukan tanah dan batuan, erosi, serta sedimentasi; d gejala geografis yang terjadi di hidrosfer seperti, banjir, abrasi, dan tsunami; dan e gejala geografis yang terjadi di biosfer seperti migrasi penduduk. Nah, itulah beberapa gejala geografis yang terjadi dalam kehidupan. Kesimpulan Dari keseluruhan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa bumi yang kita tinggali sekarang membutuhkan waktu miliaran tahun untuk terbentuk. Banyak teori yang disampaikan terkait pembentukan bumi, seperti teori big bang, laplace, bintang kembar, dan lainnya. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bagaimana proses terbentuknya bumi. Bukan hanya itu saja ya, Grameds. Bumi juga begitu kompleks, seiring dengan perkembangannya maka terjadi banyak fenomena-fenomena alam di dalamnya. Misalnya seperti pembentukan interior bumi, pembentukan muka bumi, gejala geografis serta penampakan bentang alam. Oleh sebab itu, agar dapat memahami lebih dalam materi terkait proses pembentukan bumi, gejala alam, tata surya dan lainnya, Grameds dapat membaca buku di bawah ini. Karena Gramedia akan terus menjaga semangat untuk menjadi SahabatTanpaBatas dengan menyajikan buku-buku terbaik untuk kalian semua. Penulis Mutiani Eka Astutik BACA JUGA Rekomendasi Buku Tentang Astronomi Susunan Tata Surya dan Beberapa Fakta Uniknya Sistem Tata Surya Definisi, Teori, Hingga Sistem Penyusunnya Teori Pembentukan Bumi & Teori Pembentukan Tata Surya Teori Heliosentris. Ini Penjelasan Lengkapnya ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Teoriini menyatakan bahwasannya alam semesta ini terbentuk dari satu kondensasi awan ataupun kabut kabut gas yang sangat panas. Kondensasi tersebut membetuk bagian- bagian terpisah yang terus berputar. Pada bagian yang berputar tersebut, ada partikel yang memusat dan kemudian memadat hingga terbentuklah matahari.

ALAM SEMESTA – Al Quran adalah mukjizat terbesar sepanjang masa. Telah diakui bahwa Al Quran memiliki keindahan bahasa dan terkandung hikmah sempurna di dalamnya. Ruang lingkup pembahasan Al Quran juga luas dan mencakup berbagai bidang ilmu, salah satunya sains. Di dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan bagaimana proses pembentukan alam semesta. Salah satunya dibahasa pada surat Al Qaf ayat 38. “Dan sungguh, kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami tidak merasa letih sedikitpun.” Qs. Qaf 38. Dari ayat tersebut bisa kita pahami bahwa Allah SWT menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya alam semesta dalam enam masa. Namun dalam beberapa penafsiran lain disebutkan bahwa alam semesta terbentuk selama 6 hari, 6 tahapan, ataupun 6 periode. Makna Kata Hari dalam Proses Pembentukan Alam Semesta Menurut Islam Kata “hari” di dalam bahasa arab dapat digunakan untuk menjelaskan rentang waktu antara terbitnya matahari hinga terbenamnya. Dapat juga untuk menyebut rentang waktu tertentu. Al Mufradat, hlm. 553 Oleh sebab itu, beberapa ulama berbeda pendapat dalam memahami kata “hari” terkait proses penciptaan alam semesta menurut Islam. Di dalam Al Bidayah wa anNihayah, Ibnu Katsir menyebutkan perbendaan pendapat para ulama mengenai makna “hari”. Menurut pernyataan beliu, terdapat dua pendapat ulama tentang penciptaan langit dan bumi. Pendapat Pertama Artinya serupa dengan makna hari yang biasa dikenal manusia, yaitu dimulai dari terbitnya matahari sampai tenggelamnya matahari. Ini adalah pendapat mayoritas jumhur ulama. Pendapat Kedua Satu hari dalam proses penciptaan alam semesta menurut Islam itu setara dengan 1000 tahun dalam waktu manusia. Pendapat ini diriwayatkan oleh Ibn Abbas, Mujahi, ad-Dhahak, Ka’b Al Ahbar dan merupakan pendapat yang dipilih oleh Imam Ahmad. Sebagaimana keterangan beliau di dalam ar-Rad ala Al Jahmiyah. Pendapat kedua ini juga dinilai kuat oleh Ibnu Jarir at-Thabari. Al Bidayah wa an-Nihayah, 1/15. Ulama lain yang menyetujui pendapat kedua adalah Al Qurtubi. Beliau mengatakan dalam tafsirnya, “Dalam waktu 6 hari, maksudnya adalah hari di akhirat, bahwa satu hari sama dengan 1000 tahun, karena besarnya penciptaan langit dan bumi.” Tafsir Al Qurthubi, 7/219 6 Masa Pembentukan Alam Semesta Menurut Islam Surat An-Nazi’at 27-33 Masa Pertama “Apakah penciptaanmu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?” Qs. An-Nazi’at 27 Saat masa ketiadaan ini, alam semesta terbentuk akibat ledakan besar atau dalam dunia barat disebut dengan Big Bang. Ledakan super masif ini merupakan awal dari terbentuknya ruang dan waktu serta materi. Setelah itu mulai terbentuk dukhan atau awan debu. Dukhan yang berkondesasi sambil berputar akan memadat sehingga terbentuk unsur hidrogen. Ketika suhu awan debu mencapai 20 juta derajat celcius, helium terbentuk dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sedangkan sebagian lain berubah menjadi energi yang berbentuk pancaran sinar infra merah infra red. Masa Kedua “Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyemperunakannya” Qs. An-Nazi’at28 Ayat ke-28 dalam surat An-Nazi’at ini menerangkan proses pengembangan dan penyempernaan alam semesta. Kata “meninggikan bangunan” bermakna alam semesta mengembang, antar galaksi saling menjauhi dan langit semakin meninggi. Sedangkan kata “menyempurnakan” berarti bahwa alam ini tidak langsung terbentuk seutuhnya. Namun mengalami proses perubahan yang bertahap. Masa Ketiga dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang Qs. An-Nazi’at 29 Pada masa ketiga ini terbentuk matahari yang berfungsi sebagai sumber cahaya dan bumi berputar pada porosnya, sehingga terjadi perubahan siang dan malam. Sesuai dengan arti dari kalimat “Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang”. Masa Keempat “dan setelah itu bumi Dia hamparkan” Qs. An-Nazi’at 30 Daratan bumi muncul pada fase keempat ini. Berjuta tahun yang lalu, saat terjadi tubrukan antara sebuah komet dengan matahari, sebagian massa matahari terpental jauh ke luar. Massa yang terpental ini nantinya akan berubah menjadi planet-planet. Salah satunya adalah planet bumi. Kata “Penghamparan” dapat dijabarkan sebagai pembentukan superkontinen pangea yang ada di permukaan bumi. Karena saat itu daratan bumi belum ada. Yang ada hanya bebatuan bersuhu ratusan derajat selsius yang berpijar. Masa Kelima “darinya Dia pancarkan mata air dan ditumbuhkan tumbuhan-tumbuhannya” Dalam tahapan kelima ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan pada kondisi bumi. Dari semula dimana bumi tak berair berubah menjadi ada air. Air di bumi berasumber dari komet yang menghantam bumi. Kandungan hydrogen dalam komet bereaksi ketika bertubrukan dengan unsur-unsur yang ada di bumi sehingga menghasilkan uap. Uap ini lah yang turun ke bumi sebagai hujan. Bukti air bumi yang berasal dari komet adalah perbandingan deuterium dan hidrogen dalam air laut sama dengan yang ada di komet. Semua kehidupan yang ada bersumber dari air. Setelah air di bumi terbentuk, tumbuh-tumbuhan pun mulai bermunculan. Masa Keenam “dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh” Qs. An-Nazi’at 32 “semua itu untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu” Qs. An-Nazi’at 33 Pada masa terakhir ini, “gunung-gunung dipancangkan”. Artinya, gunung baru terbentuk setelah daratan tercipta, pembentukan air dan tumbuhnya tanaman. Gunung mempunyai akar di dalam tanah yang disebut pasak. Sedangkan fungsi gunung untuk menyeimbangkan kerak bumi dan mencegah goyangnya tanah. Setelah gunung terbentuk baru hewan dan manusia diciptakan. Prinsip Penting dalam Menyikapi Proses Terbentuknya Alam Semesta Allah SWT melalui Al Quran hanya memberikan keterangan secara umum dan tidak rinci mengenai proses penciptaan alam semesta. Sehingga, sudah cukup bagi seorang muslim untuk mengetahui prosesnya secara global saja, tanpa perlu menggali lebih rinci. Allah SWT menegaskan dalam Al Quran, Aku tidak menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak pula penciptaan diri mereka sendiri. QS. Al Kahfi 51 .
  • ka8d34v6lc.pages.dev/184
  • ka8d34v6lc.pages.dev/132
  • ka8d34v6lc.pages.dev/315
  • ka8d34v6lc.pages.dev/159
  • ka8d34v6lc.pages.dev/445
  • ka8d34v6lc.pages.dev/343
  • ka8d34v6lc.pages.dev/66
  • ka8d34v6lc.pages.dev/379
  • jelaskan proses terjadinya bumi menurut teori semesta quantum